Innovation, Transformed.

Bersama Gramedia, menginspirasi Indonesia menuju masa depan yang cemerlang.

Who we are?

Gramedia berdiri pada tahun 1970, PT Gramedia Asri Media atau kerap dikenal menjadi Toko Gramedia merupakan salah satu unit bisnis strategis di bawah Kompas Gramedia Group.
55 Tahun
#TumbuhBersama masyarakat
3513 Pegawai
Di seluruh Indonesia
1700+ Buku
Tercetak di Indonesia selama tahun 2024
1000+ Events
Berhasil dilaksanakan
Temukan kisah dan perjalanan kami disini!

Terus berkembang melampaui batas, membentuk masa depan yang lebih cerah melalui brand.

PT Gramedia Asri Media atau Toko Gramedia merupakan salah satu unit bisnis strategis di bawah Kompas Gramedia Group yang berfokus pada bisnis ritel dengan buku, alat tulis, produk non-books sebagai produk utamanya. Selain itu, Gramedia juga bergerak di bidang pendidikan untuk kemajuan pengetahuan di nusantara.
Pelajari lebih lanjut tentang brand

Testimonials

Apa kata mereka tentang Gramedia?
Dr. Andreas
“Senang bisa collab dengan Penerbit Gramedia, karena bisa nerima ide-ide yang unik dari penulisnya!”
Dr. Andreas, Penulis
Brian Khrisna
“Sejak kecil, saya suka banget dateng ke Gramedia dan saya termotivasi kalo suatu saat buku saya harus ada di Gramedia, dan akhirnya bisa nerbitin buku di Gramedia.”
Brian Khrisna, Penulis
Yoyok
“Promexx sudah menjalin kerjasama dengan Gramedia lebih dari 20 tahun, dan selama menjalin kemitraan kedua belah pihak mendapat benefit yang bagus.”
Yoyok, Mitra Gramedia

Latest updates

See all
Peluncuran Buku Pertama FujiFilm Indonesia  “Instaxnesia” : A Nation of Creative Expression
23 April 2025

Peluncuran Buku Pertama FujiFilm Indonesia “Instaxnesia” : A Nation of Creative Expression

Jakarta, 17 April 2025 -  FUJIFILM Corporation melalui Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) bersama Pear Press menerbitkan buku yang merupakan hasil dari kolaborasi antara medium fotografi instan (instax) dan 35 kreator seni lintas bidang dari berbagai penjuru Indonesia. Hal ini menjadi momen spesial bagi dunia seni dan literasi Indonesia dengan digelarnya peluncuran resmi buku "Instaxnesia: A Nation of Creative Expression", bertempat di Anthem Jakarta pada Kamis, 17 April 2025. 

Acara bertajuk “The Voice of A Creative Nation” ini terbagi dalam dua sesi utama, yaitu Press Launch dan Book Celebration. Dalam sesi Press Launch, para undangan disambut dengan diskusi buku yang menghadirkan para panelis seperti Aver Supriyanto (Desainer Grafis Senior Pear Press), Karin Josephine (pekerja visual), Hana Madness (aktivis kesehatan mental sekaligus pekerja visual), serta Ayu Larasati (seniman keramik). Para panelis berbagi cerita tentang proses kreatif mereka dan bagaimana instax menjadi medium yang mendukung eksplorasi artistik lintas bidang.

Pada malam harinya, suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti sesi Book Celebration yang menjadi puncak perayaan peluncuran buku ini. Masato Yamamoto, Direktur Utama Fujifilm Indonesia, turut hadir dan menyampaikan ungkapan terima kasih serta apresiasi kepada seluruh kontributor dan mitra yang telah terlibat dalam proses penerbitan. 

“Saya sangat berterima kasih kepada para kontributor dan mitra yang luar biasa atas dedikasi nya dalam mendukung terwujudnya karya ini. Terima kasih kepada para hadirin yang hadir saat ini dan menjadi bagian dalam perjalanan FujiFilm Indonesia”

Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan Laze, musisi rap tanah air sekaligus salah satu kontributor buku, yang tampil bersama para pengisi acara lainnya. Book Celebration ini menjadi ajang silaturahmi yang akrab antara para seniman, kreator, dan komunitas, mempererat semangat kolaborasi dalam dunia seni dan budaya.

Buku Instaxnesia: A Nation of Creative Expression merupakan proyek perdana FUJIFILM Corporation dalam ranah seni buku. Buku ini telah resmi diluncurkan dan bisa didapatkan di seluruh toko buku Gramedia di Indonesia sejak 19 Maret 2025. Selain itu, buku ini juga tersedia secara daring melalui Gramedia.com dengan harga Rp 280.000. 

Dengan sampul memikat berwarna merah muda dan biru, buku ini menjadi bentuk penghormatan terhadap semangat kolaborasi seni lintas bidang. Melibatkan 35 kreator dari berbagai penjuru Indonesia, karya-karya yang ditampilkan dalam buku ini terbagi ke dalam empat kategori utama. Kategori pertama adalah pekerja visual, yang menampilkan karya dari seniman seperti Wastana Haikal, Karin Josephine, Hana Madness, dan lainnya. 

Selanjutnya, kategori Karangan dan Pertunjukkan diwakili oleh kreator seperti Lala Bohang, Miyu, dan Gina S. Noer. Di kategori bidang Bebunyian dan Musik, buku ini menghadirkan kontribusi dari Ifa Fachir, Suneater, Laze, dan sejumlah musisi lainnya. Sementara itu, dalam kategori Platform dan Kolektif, terdapat nama-nama seperti TacTic Plastic, Grafis Nusantara, Special Hub Indo, serta berbagai kolektif kreatif lainnya yang turut meramaikan isi buku ini.

Bagi Fujifilm, instax bukan sekadar produk fotografi instan, melainkan jembatan yang menghubungkan manusia dengan budaya dan komunitas. Dengan lebih dari 100 juta unit instax terjual secara global, medium ini telah menjadi bagian dari ekspresi kreatif berbagai kalangan.

Peluncuran buku ini juga menjadi bagian dari program tanggung jawab sosial (CSR) Fujifilm Indonesia. Seluruh keuntungan dari penjualan buku akan disumbangkan ke tujuh panti asuhan di berbagai daerah di Indonesia, guna menyediakan perlengkapan pendidikan dan kebutuhan pokok bagi anak-anak. Karyawan Fujifilm pun terlibat langsung dengan mengunjungi panti asuhan, membagikan kenangan dalam bentuk cetakan instax, dan menghadirkan kebahagiaan lewat interaksi yang tulus.

“Kami percaya bahwa kami harus berkontribusi kepada masyarakat, dan salah stau cara kami melakukannya adalah dengan menciptakan momen-momen yang bermakna bagi anak-anak yang membutuhkan” ungkap Masato Yamamoto.

Dengan hadirnya Instaxnesia: A Nation of Creative Expression, Gramedia bersama KPG berharap masyarakat Indonesia semakin terbuka dalam melihat keragaman seni dan budaya—serta bangga menjadi bagian dari bangsa yang kaya akan kreativitas.

5 Film & Serial Indonesia Bertema Perempuan Hebat yang Untuk Merayakan Hari Kartini
21 April 2025

5 Film & Serial Indonesia Bertema Perempuan Hebat yang Untuk Merayakan Hari Kartini

Hari Kartini bukan sekadar momen nostalgia mengenang tokoh pahlawan emansipasi perempuan. Lebih dari itu, ini adalah waktu yang tepat untuk merayakan perempuan-perempuan hebat di sekitar kita — dari ibu, sahabat, hingga tokoh-tokoh inspiratif di layar kaca. 

Nah, biar makin terasa semangatnya, yuk rayakan Hari Kartini dengan menonton deretan film dan serial Indonesia yang menyoroti kekuatan dan perjuangan perempuan!

Berikut 5 rekomendasi tayangan yang tidak hanya menghibur, tapi juga menyentuh hati dan membuka mata tentang betapa luar biasanya perempuan Indonesia.

1. Kartini (2017)

Kalau bicara soal Hari Kartini, tentu tak lengkap tanpa film yang benar-benar menceritakan perjalanan hidup sang tokoh emansipasi itu sendiri. Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, Kartini menghadirkan sosok R.A. Kartini yang diperankan dengan penuh penghayatan oleh Dian Sastrowardoyo. Film ini bukan sekadar biografi, tapi juga penegasan bahwa perjuangan perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan kebebasan berekspresi sudah ada sejak lebih dari satu abad yang lalu.

Kita diajak menyelami konflik batin Kartini sebagai anak bangsawan Jawa yang hidup di antara dua dunia: budaya keraton yang membatasi gerak perempuan, dan pemikirannya yang jauh lebih maju dari zamannya. Film ini penuh emosi, indah secara visual, dan menggugah semangat kita untuk terus memperjuangkan kesetaraan. Cocok ditonton bareng keluarga atau teman perempuan terdekatmu.

2. Athirah (2016)

Kisah dalam Athirah sederhana, namun menyayat. Diadaptasi dari novel karya Alberthiene Endah, film ini mengangkat cerita nyata tentang ibu dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Diperankan oleh Cut Mini, Athirah adalah sosok perempuan Bugis yang harus menelan pahitnya poligami, namun tetap teguh membesarkan anak-anaknya dengan penuh cinta dan martabat.

Film ini tidak mengumbar amarah atau drama yang meledak-ledak. Justru lewat bahasa tubuh, tatapan, dan suasana sunyi, kita bisa merasakan kekuatan batin seorang ibu yang tak tergantikan. Athirah menunjukkan bahwa kekuatan perempuan tidak selalu dalam bentuk revolusi besar, tapi bisa dalam bentuk ketegaran menghadapi kehidupan sehari-hari. Film ini adalah pujian lembut untuk semua ibu hebat.

3. Yuni (2021)

Yuni adalah representasi sempurna dari perempuan muda Indonesia yang tengah menghadapi tarik-ulur antara mimpi dan tekanan budaya. Disutradarai Kamila Andini, film ini mengikuti kisah Yuni — siswi SMA yang cerdas dan bercita-cita masuk universitas. Namun, ia harus menghadapi kenyataan pahit saat desakan untuk menikah muda datang dari berbagai arah.

Lewat lensa yang puitis dan dialog yang tajam, film ini mengangkat isu serius seperti kebebasan perempuan atas tubuh dan masa depannya sendiri. Kita diajak melihat bagaimana tekanan sosial, mitos budaya, hingga patriarki yang diam-diam masih kuat bisa menghambat potensi perempuan. Yuni bukan hanya menyuarakan perempuan muda hari ini, tapi juga menjadi refleksi bagi banyak dari kita yang pernah merasa terkekang oleh harapan orang lain.

4. Gadis Kretek (2023)

Serial Gadis Kretek adalah kisah cinta, sejarah, dan perjuangan perempuan dalam satu kemasan yang artistik. Mengambil latar industri kretek Indonesia pada masa lalu, cerita ini berpusat pada Jeng Yah (diperankan Dian Sastrowardoyo), perempuan yang cerdas, penuh semangat, dan memainkan peran besar dalam dunia bisnis kretek—sebuah dunia yang biasanya dikuasai laki-laki.

Lewat narasi maju-mundur dan sinematografi yang memukau, serial ini menampilkan bagaimana Jeng Yah menghadapi diskriminasi, cinta terlarang, dan konflik identitas. Gadis Kretek tidak hanya mengangkat suara perempuan dalam sejarah bisnis Indonesia, tapi juga memperlihatkan bagaimana keberanian dan ketekunan seorang perempuan bisa mengubah arah sebuah warisan keluarga. Satu kata untuk serial ini: memukau.

5. Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar (2014)

Film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata Merry Riana — seorang perempuan Indonesia yang berhasil meraih mimpi besar di tengah keterbatasan. Diperankan oleh Chelsea Islan, Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar membawa kita ke masa-masa sulit saat Merry harus meninggalkan Indonesia karena krisis ekonomi 1998 dan memulai hidup baru di Singapura. Dengan modal pas-pasan dan tantangan hidup yang luar biasa, Merry tidak menyerah dan terus bekerja keras demi satu impian: kebebasan finansial.

Film ini penuh dengan semangat pantang menyerah, keberanian mengambil risiko, dan keyakinan bahwa perempuan bisa sukses dengan caranya sendiri. Perjalanan Merry menggambarkan bahwa mimpi bukan sesuatu yang mustahil, bahkan ketika kamu memulainya dari nol. Kisah ini sangat menginspirasi siapa pun — terutama generasi muda — untuk tidak takut bermimpi besar, sekaligus menjadi pengingat bahwa semangat Kartini masih hidup dalam diri perempuan masa kini.


Merayakan Hari Kartini tidak harus lewat cara formal seperti upacara atau pakai kebaya. Kamu bisa ikut merayakan dengan menonton film atau serial tentang perempuan hebat Indonesia, lalu membagikan pendapatmu di media sosial. Siapa tahu, kamu bisa menginspirasi orang lain untuk ikut menonton dan merayakan semangat yang sama.

Karena sejatinya, semangat Kartini hidup di mana-mana — di rumah, sekolah, tempat kerja, bahkan di layar kaca. Yuk, jadikan Hari Kartini sebagai pengingat bahwa perempuan Indonesia punya kekuatan besar untuk membawa perubahan. 

Jadi, Grameds mau nonton film mana hari ini? 

Stop Kirim Lamaran Sembarangan! Ini Cara Biar Dilirik HRD
21 April 2025

Stop Kirim Lamaran Sembarangan! Ini Cara Biar Dilirik HRD

Proses mencari kerja memang terkadang terasa melelahkan, apalagi jika sudah kirim lamaran ke banyak posisi dan perusahaan, tapi belum mendapati kabar satupun. Wajar kalau kamu mulai bertanya-tanya, “Apa yang salah ya dengan lamaran ku?”. Atau bahkan merasa frustrasi karena belum ada satu pun undangan interview yang masuk. 

Bisa jadi, strategi yang kamu terapkan untuk kirim lamaran kamu salah. Banyak yang beranggapan bahwa mengirim lamaran sebanyak-banyaknya akan memperbesar peluang kamu untuk dipanggil Human Resource Development (HRD). Padahal faktanya, mengirim lamaran sembarangan justru bisa membuat peluangmu semakin kecil. Karena, mengirim lamaran bukanlah soal kuantitas, namun kualitas dan ketetapan yang jauh lebih penting dalam proses melamar kerja. 

“Aku udah kirim lamaran sehari bisa 10 posisi dan perusahaan, tapi belum dipanggil satupun. Apa ya yang salah?”. 

Nah, dari sinilah kita bisa belajar bahwa lamaran kerja bukan sekadar permainan angka. Justru, semakin kamu memahami cara menyusun lamaran dengan sasaran yang tepat, semakin besar pula peluang mu untuk benar-benar dilirik oleh HRD. 

Yuk, simak tips berikut ini untuk membantumu menyusun strategi melamar kerja yang lebih efektif dan berdampak!

Pahami Dulu Dirimu dan Tujuan Kariermu

Sebelum menekan tombol "Apply", coba beri waktu sejenak untuk merenung dan bertanya pada diri sendiri: "Apa bidang yang benar-benar ingin aku jalani?" dan "Pekerjaan seperti apa yang paling sesuai dengan minat dan kemampuanku?"

Dengan memahami arah karier yang ingin kamu tuju, kamu bisa lebih selektif dalam memilih lowongan yang relevan dengan keahlian dan latar belakangmu. Ini bukan hanya memperbesar peluang untuk dipanggil interview, tapi juga menunjukkan kepada HR bahwa kamu adalah kandidat yang punya visi dan niat serius.

Selain itu, luangkan waktu untuk mencari tahu deskripsi pekerjaan dari posisi yang ingin kamu lamar. Dengan begitu, kamu bisa menilai apakah kompetensi dan pengalamanmu cocok dengan kebutuhan posisi tersebut. Ini akan sangat membantu tidak hanya saat proses seleksi, tapi juga ketika kamu benar-benar menjalani pekerjaan itu nantinya.

Personalisasi Lamaranmu untuk Setiap Posisi

Jangan kirim satu CV dan cover letter yang sama ke semua perusahaan. Ini adalah kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pencari kerja. Grameds jangan salah mengira ya, HR bisa langsung tahu lho mana lamaran yang dibuat dengan niat, dan mana yang asal copy-paste.

Coba sesuaikan CV dan surat lamaranmu dengan posisi yang kamu lamar. Sebagai contoh, kamu lulusan Ilmu Komunikasi yang memiliki pengalaman dan ketertarikan di bidang kreatif. Maka, kamu dapat membuat CV dan Cover Letter dalam 4 bagian: KOL Specialist, Copy & Creative Writing, Public Relations, Social Media Specialist. Jadi, ketika kamu melamar posisi KOL Specialist, maka kamu dapat mengirimkan CV dan Cover Letter yang sesuai.

Jangan lupa, highlight pengalaman yang paling relevan, gunakan kata kunci yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan, dan tunjukkan ketertarikanmu pada perusahaan tersebut. 

Buat CV yang Jelas, Singkat, dan Informatif 

Pastikan CV-mu mudah dibaca dan tidak bertele-tele. Gunakan struktur yang rapi, poin-poin yang jelas, dan jangan lupa cantumkan pencapaian yang bisa diukur. Misalnya, daripada menulis “bertanggung jawab atas media sosial”, kamu bisa tulis “meningkatkan engagement media sosial perusahaan sebesar 30% dalam 3 bulan”.

Grameds harus Ingat, HR hanya punya waktu beberapa detik untuk menilai CV kamu. Jadi, pastikan informasi paling penting langsung terlihat dan terukur!

Gunakan Platform yang Tepat dan Jaringan Profesional

Selain mengandalkan portal lowongan kerja pada umumnya, kamu juga bisa memaksimalkan jaringan dan platform profesional seperti LinkedIn. Banyak kesempatan kerja yang justru datang dari relasi dan komunikasi langsung dengan para profesional di industri yang kamu minati. Karena itu, membangun koneksi menjadi langkah penting dalam memperluas peluang karier.

Tak hanya lewat koneksi, kamu juga perlu memantau langsung informasi dari perusahaan yang kamu incar. Umumnya, setiap perusahaan memiliki situs resmi atau media sosial khusus yang digunakan untuk membagikan informasi lowongan kerja yang sedang dibuka. Grameds wajib tahu hal ini agar tidak ketinggalan informasi penting. Sebagai contoh, Gramedia memiliki platform tersendiri yang secara rutin membagikan info lowongan kerja setiap minggunya. Kamu bisa cek di sini, ya! 

Agar peluangmu semakin besar, mulailah membangun personal branding secara konsisten dan aktif di komunitas industri yang sesuai dengan minatmu. Jangan ragu juga untuk menghubungi langsung HR atau karyawan di perusahaan impianmu. Kadang, satu pesan atau DM yang kamu kirim bisa menjadi langkah awal menuju peluang besar.

Perhatikan Waktu dan Cara Pengiriman Lamaran

Mengirim lamaran di waktu yang tepat juga bisa meningkatkan kemungkinan untuk dibaca. Hindari mengirim lamaran di akhir pekan atau tengah malam. Waktu ideal biasanya adalah di pagi hari pada hari kerja, saat HR baru memulai aktivitasnya.

Selain itu, pastikan kamu mengirim lamaran sesuai dengan instruksi yang tertera di lowongan. Misalnya, kalau mereka minta dikirim via email, pastikan kamu menggunakan subjek yang sesuai dan menyertakan semua dokumen yang diminta.

Lakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkala

Jika kamu sudah mengirim banyak lamaran namun belum mendapat tanggapan, cobalah evaluasi. Apakah CV-mu sudah jelas? Apakah kamu mengirim lamaran ke posisi yang sesuai? Apakah kamu mengkustomisasi surat lamaran dengan baik? 

Sekarang banyak sekali HR dan content creator karier yang membagikan tips membuat CV yang menarik, kamu bisa menemui nya di Linkedin ataupun di media sosial Tiktok atau Instagram. Selain itu, kamu juga bisa meminta feedback dari teman, mentor, atau profesional di bidang yang kamu tuju. Dengan evaluasi rutin, kamu akan tahu titik lemah yang perlu diperbaiki. 

Akhiri dengan Sikap Optimis dan Konsisten

Proses mencari pekerjaan memang tidak selalu mudah—sering kali memakan waktu dan menguras energi. Namun, hal itu bukan alasan untuk menyerah. Kuncinya terletak pada konsistensi, kemauan untuk terus belajar, dan upaya berkelanjutan dalam mengembangkan diri. Jangan hanya mengirim satu atau dua lamaran per hari, tapi usahakan untuk menjangkau lebih banyak peluang. Tapi, yang lebih penting dari itu, pastikan juga setiap lamaran yang kamu kirim sudah disesuaikan dengan posisi yang dituju dan deskripsi pekerjaan yang diminta.

Kalau kamu mulai menerapkan tips-tips ini, peluangmu untuk dilirik HR akan jauh lebih besar. Ingat, jangan kirim lamaran sembarangan. Kirimlah lamaran yang berarti.

Good luck ya, Grameds! Perjalanan karier yang luar biasa selalu dimulai dari satu langkah yang tepat.

Hemat Boleh, Pelit Jangan: Kupas Tuntas Konsep Frugal Living
14 April 2025

Hemat Boleh, Pelit Jangan: Kupas Tuntas Konsep Frugal Living

Akhir-akhir ini, istilah “frugal living” semakin ramai dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Tren ini ramai digaungkan di media sosial seiring dengan rencana pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 12% menjadi 13%. 

Kekhawatiran akan meningkatnya biaya hidup membuat banyak orang mulai meninjau ulang gaya hidup mereka, termasuk bagaimana cara mengelola pengeluaran agar tetap hemat tanpa mengorbankan kualitas hidup. 

Namun, penting untuk memahami bahwa frugal living bukan sekadar soal menekan biaya atau hidup seirit mungkin. Lebih dari itu, frugal living adalah seni mengatur keuangan dengan cerdas—menempatkan nilai lebih pada prioritas hidup, bukan gengsi atau konsumsi berlebihan untuk mencapai kebebasan finansial.

Dalam praktiknya, frugal living bisa berarti memilih memasak sendiri di rumah ketimbang makan di luar, membeli barang berkualitas agar lebih awet, hingga menahan diri dari pembelian impulsif yang tak dibutuhkan. Meski terdengar sederhana, gaya hidup ini menuntut kesadaran dan disiplin tinggi dalam setiap keputusan finansial.

Namun, perlu digarisbawahi bahwa frugal living bukan berarti pelit atau anti sosial. Justru, dengan manajemen keuangan yang lebih sehat, seseorang bisa memiliki ruang lebih untuk menabung, berinvestasi, bahkan berbagi. Jadi, bagaimana kita bisa menerapkan frugal living dalam kehidupan sehari-hari tanpa kehilangan kenyamanan dan kebahagiaan? Mari kita kupas lebih dalam!. 

  1. Menghindari Konsumerisme

Salah satu prinsip utama dalam frugal living adalah menghindari jebakan konsumerisme—gaya hidup yang mendorong kita untuk terus membeli barang demi status sosial atau keinginan sesaat. Frugal living mengajarkan kita untuk lebih sadar sebelum membeli sesuatu: Apakah barang ini benar-benar dibutuhkan? Apakah bisa ditunda atau digantikan dengan alternatif yang lebih hemat?

Dengan menahan diri dari belanja impulsif, kita bisa mengalokasikan uang ke hal-hal yang lebih penting dan bermakna. Buat kamu yang ingin belajar mengenai cara bijak mengalokasikan uang, bisa lihat di sini

     2. Memprioritaskan Kualitas Dibanding Kuantitas

Daripada membeli banyak barang dengan harga murah tapi cepat rusak, prinsip frugal living justru menganjurkan kita untuk berinvestasi pada produk yang berkualitas dan tahan lama. Contohnya, membeli sepatu dengan harga sedikit lebih mahal tapi bisa digunakan selama bertahun-tahun akan jauh lebih efisien dibanding harus membeli sepatu baru setiap beberapa bulan.

Istilah Quality over Quantity juga sering kali digunakan di media sosial sebagai bentuk ajakan agar kita lebih selektif dalam berbelanja. Alih-alih membeli banyak barang tanpa mempertimbangkan kualitasnya, pendekatan ini mendorong perubahan pola pikir—bahwa nilai sebuah barang tidak hanya terletak pada jumlahnya, tapi juga pada daya tahan dan manfaatnya. Kamu bisa mulai membangun pola pikir ini dengan memahami pentingnya kualitas dalam setiap keputusan konsumsi, yang bisa kamu pelajari lebih lanjut di sini.

     3. Membuat Anggaran dan Mencatat Pengeluaran

Penerapan frugal living akan lebih efektif jika disertai dengan pengelolaan keuangan yang terencana. Dengan membuat anggaran bulanan dan mencatat setiap pengeluaran, kita bisa mengetahui ke mana uang kita mengalir. Hal ini membantu mengontrol pengeluaran yang tidak perlu serta membuat kita lebih sadar akan kebiasaan finansial yang perlu diperbaiki. 

     4. Memanfaatkan Kembali dan Melakukan DIY (Do It Yourself)

Alih-alih langsung membeli barang baru, frugal living mendorong kita untuk lebih kreatif—memperbaiki barang yang rusak, mengubah fungsi barang lama, atau bahkan membuat sendiri barang-barang sederhana. Misalnya, mengubah kaleng bekas menjadi pot tanaman, atau menjahit pakaian yang sobek. Selain hemat, aktivitas ini bisa memberi kepuasan tersendiri dan mengasah kreativitas. 

     5. Menikmati Hal Sederhana

Frugal living juga mengajarkan kita untuk menemukan kebahagiaan dari hal-hal sederhana. Jalan-jalan di taman, memasak bersama keluarga, membaca buku favorit, atau piknik murah meriah bisa jadi cara menikmati hidup tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. Fokusnya adalah pada pengalaman, bukan kemewahan.

 

Selalu Gugup Saat Interview Kerja? Ikutin Tips Ini dan Dijamin Lolos!
10 April 2025

Selalu Gugup Saat Interview Kerja? Ikutin Tips Ini dan Dijamin Lolos!

Selamat! Dengan kamu membuka halaman ini, artinya kamu telah berhasil melewati tahap awal proses rekrutmen, yaitu seleksi administrasi. Bagaimana rasanya ketika lamaran kamu diproses di pekerjaan dan perusahaan impian kamu? Tentu rasanya campur aduk—antara senang, gugup, dan antusias.

Tapi tenang, kamu tidak sendirian. Rasa gugup menjelang wawancara kerja adalah hal yang umum dirasakan oleh banyak orang. Terutama, bagi kamu yang baru pertama kali mengikuti proses rekrutmen. Mungkin kamu pernah mendengar seseorang berkata demikian,

“Saya sebenarnya bisa bekerja, dan bisa menyelesaikan ujian, tapi kalau interview saya gabisa karena selalu gugup.” 

Nah, itulah alasan MinCy menulis artikel ini—sebagai panduan dan penyemangat untuk membantumu menghadapi tahap wawancara dengan lebih tenang percaya diri.

Namun sebelum masuk ke pembahasan utama, kalau kamu memiliki ketertarikan di bidang publikasi, literasi, atau industri yang berkaitan dengan buku, ada informasi menarik yang bisa kamu lihat di sini. Siapa tahu ini bisa jadi langkah awal karier mu, dan MinCy sangat menantikan cerita serumu saat menghadapi proses wawancara nanti!

Lakukan riset perusahaan

Sebelum mempersiapkan hal-hal teknis lainnya, langkah pertama yang paling krusial adalah melakukan riset tentang perusahaan serta industri tempat perusahaan tersebut bergerak. Dengan memahami latar belakang, visi, misi, serta budaya kerja perusahaan, kamu akan lebih siap dan mampu menyesuaikan diri, baik dalam menjawab pertanyaan wawancara maupun saat benar-benar masuk ke lingkungan kerja tersebut.

Selain itu, riset ini juga membantumu mengetahui apakah nilai-nilai perusahaan sejalan dengan prinsip dan tujuan pribadimu—karena interview bukan hanya tentang perusahaan memilih kandidat, tapi juga tentang kamu menilai apakah tempat tersebut cocok untuk mendukung pengetahuan dan potensi kamu berkembang.

Kuasai pengetahuan di posisi yang kamu lamar

Selama sesi wawancara yang biasanya berlangsung antara 15 hingga 60 menit, pasti kamu akan mendapatkan setidaknya sekitar 1 hingga 5 pertanyaan yang berkaitan langsung dengan posisi yang kamu lamar. Hal ini akan sangat terasa ketika kamu memasuki tahap user interview, di mana pewawancara adalah atasan mu yang kompeten di bidang atau posisi yang kamu lamar.

Misalnya, jika kamu melamar untuk posisi Public Relations, penting bagi kamu memahami tugas dan tanggung jawab dari seorang seorang Public Relations Officer. Seperti membuat siaran pers, menjalin hubungan baik dengan stakeholder, mengelola media sosial perusahaan, event organizing, serta berbagai aktivitas dan kemampuan lainnya yang menjadi inti dari peran posisi tersebut.

Riset pertanyaan interview

Saat ini, semakin banyak HR maupun user yang membagikan pengalaman mereka saat mewawancarai kandidat. Tak jarang, mereka juga berbagi tips dan trik seputar proses wawancara, termasuk jenis-jenis pertanyaan yang sering muncul baik di tahap HR interview maupun user interview.

Manfaatkan berbagai platform yang kamu miliki untuk menggali informasi sebanyak mungkin. Salah satu rekomendasi dari MinCy: coba eksplorasi LinkedIn. Di sana, banyak profesional di bidang HR yang secara terbuka membagikan wawasan, tren rekrutmen terbaru, bahkan contoh pertanyaan interview yang sering mereka gunakan.

Dengan aktif mencari dan membaca pengalaman-pengalaman tersebut, kamu bisa mendapatkan gambaran nyata tentang apa yang akan kamu hadapi, sekaligus mempersiapkan jawaban yang relevan dan meyakinkan.

Perhatikan jadwal interview dan barang yang perlu dibawa

Hal ini mungkin terkesan sepele. Namun, terdapat beberapa kasus yang sangat disayangkan terjadi hanya dikarenakan keteledoran kandidat yang lupa atau salah jadwal interview sehingga tidak hadir. Tentu hal ini merugikan diri mu sendiri karena kecil kemungkinan untuk dapat mengatur ulang waktu interview.

Selain itu, penting pula untuk memperhatikan barang pendukung apa yang perlu dibawa saat interview. Biasanya yang perlu dibawa adalah CV, pas photo, dan cover letter kandidat. Dengan kamu lupa membawa, maka akan memberikan kesan pertama yang kurang baik. Jadi, pastikan lagi jadwal dan dokumen pendukung yang perlu dibawa, ya!

Berlatih menceritakan pengalamanmu

Biasanya, dalam sesi wawancara, pertanyaan yang diberikan pasti akan berkaitan erat dengan latar belakang kehidupan kita serta pengalaman kerja kamu sebelumnya. Tidak jarang orang yang memiliki banyak pengalaman, justru kesulitan menyampaikannya dengan jelas. Hal ini seringkali disebabkan oleh rasa gugup dan kurang latihan.

Maka dari itu, penting untuk membiasakan diri dengan latihan sederhana seperti memperkenalkan diri, menyampaikan pengalaman kerja mu sebelumnya, serta yang tidak kalah penting yakni berlatih menjelaskan kelemahan dan kelebihan secara profesional yang kamu miliki. Gunakan teknik STAR (Situation, Task, Action, Result) saat menjawab supaya lebih terstruktur.

Kamu tidak perlu menghafal, cukup biasakan diri untuk berlatih secara berkala. Dengan begitu, pada saat tiba waktunya menghadapi pertanyaan serupa dalam interview, kamu akan jauh lebih percaya diri dan bisa menjawab dengan tenang. Grameds jangan lupa ya, bisa karena biasa!.

Berikan kesan positif dan profesional

Ketika bertemu dengan interviewer, kesan pertama (first impression) menjadi salah satu hal krusial yang perlu kamu perhatikan. Usahakan untuk membangun citra positif sejak awal, karena kesan awal dapat memengaruhi cara pewawancara menilai dirimu secara keseluruhan.

Kesan positif ini bisa kamu ciptakan lewat beberapa cara sederhana, seperti berpakaian dengan rapi dan sopan. Dengan melakukan riset tentang perusahaan, maka kamu akan mengetahui budaya kerja mereka. Kamu dapat menemukan informasi ini melalui media sosial perusahaan atau konten dari karyawannya—misalnya lewat video dengan tagar seperti #LifeatGramedia yang bisa kamu lihat di instagram @loker_gramedia. Dari situ, kamu bisa melihat pola berpakaian yang umum digunakan: apakah formal, smart casual, santai, atau bahkan mengenakan batik.

Tak hanya soal penampilan, sikap juga punya peran penting. Tunjukkan gestur ramah dengan senyuman dan jawablah setiap pertanyaan dengan antusias, namun tetap tenang, professional dan tidak berlebihan. Sikap ini menunjukkan bahwa kamu adalah kandidat yang profesional, percaya diri, dan menyenangkan untuk diajak bekerja sama.

Siapkan pertanyaan untuk interviewer
Pada umumnya, sebelum sesi wawancara ditutup, interviewer akan memberikan kesempatan kepada kandidat untuk mengajukan pertanyaan seputar posisi yang dilamar, perusahaan, atau tahapan rekrutmen selanjutnya.

Meskipun tidak bersifat wajib, memanfaatkan momen ini untuk bertanya justru dapat memberikan nilai tambah. Ketika kamu mengajukan pertanyaan yang relevan, terutama terkait posisi atau lingkungan kerja di perusahaan, hal tersebut mencerminkan rasa ingin tahu yang tinggi serta ketertarikanmu untuk benar-benar bergabung. 

Lebih dari itu, dengan mengajukan pertanyaan kepad a recruiter, kamu juga menunjukkan bahwa kamu aktif, kritis, dan serius mempertimbangkan langkah karier mu. Ini bisa menjadi sinyal positif bahwa kamu bukan hanya ingin "sekadar diterima kerja", tetapi juga benar-benar ingin tumbuh dan berkembang bersama perusahaan tersebut. Beberapa contoh pertanyaan yang bisa kamu ajukan misalnya:

"Bagaimana budaya kerja di tim ini?"
"Apa rutinitas pekerjaan di tim ini?"
"Apa tantangan utama yang biasanya dihadapi di posisi ini?"

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini akan membantu kamu memperoleh gambaran lebih jelas tentang pekerjaan yang akan dijalani sekaligus memperlihatkan kesiapan dan profesionalisme sebagai kandidat.

Itulah beberapa tips dari MinCy buat kamu yang akan melaksanakan interview kerja.

Semoga tips-tips di atas bisa membantumu menghadapi wawancara kerja dengan lebih percaya diri dan tenang. Ingat, rasa gugup itu wajar—yang penting adalah bagaimana kamu mengelolanya dan tetap menunjukkan versi terbaik dari dirimu. Proses rekrutmen bukan hanya ajang penilaian dari pihak perusahaan, tapi juga momen kamu untuk mengenal lebih jauh dunia kerja dan menunjukkan bahwa kamu siap untuk berkembang.

MinCy yakin, dengan persiapan yang matang dan sikap yang positif, peluang mu untuk lolos dan meraih karier impian akan semakin besar. Jadi, tetap semangat ya, Grameds! Jangan ragu untuk terus belajar, mencoba, dan percaya pada diri sendiri—karena perjalanan karier yang hebat selalu dimulai dari satu langkah berani.