#LiterAsik - Apa yang terlintas di benakmu apabila mendengar kata ‘literasi’? Apakah membaca? Anggapan itu tidak salah, namun literasi memiliki makna yang jauh lebih luas. Literasi membantu kita untuk memahami, menafsirkan, dan mengelola berbagai hal dalam kehidupan dari beragam aspek. Contoh sederhananya ialah saat kamu membaca rambu lalu lintas. Kamu tak hanya membaca kata atau simbol yang digunakan, tetapi juga perlu untuk memahami maknanya.
Literasi merupakan fondasi penting bagi tiap individu. UNESCO mendefinisikan literasi sebagai integrasi berbagai keterampilan, meliputi kemampuan memahami, menafsirkan, menciptakan, dan mengomunikasikan informasi dalam beragam bentuk. Hal ini berarti tidak hanya informasi yang diterima dalam bentuk tulisan, tetapi juga video, gambar, data, dan sebagainya.
Namun, literasi di Indonesia masih menjadi tantangan nyata yang perlu ditanggapi serius oleh pemerintah. Berdasarkan hasil survei PISA (Programme for International Student Assessment) pada 2022, Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 80 negara. Posisi tersebut menandakan masih ada kekhawatiran terhadap kemampuan literasi masyarakat Indonesia. Meski begitu, survei PISA terbaru sudah rampung pada Mei 2025 dan datanya akan dirilis pada 2026 — di situlah kita bisa melihat apakah upaya peningkatan literasi di Indonesia mulai membuahkan hasil.
Literasi terbagi kembali menjadi 6 jenis, yaitu literasi baca-tulis, literasi digital, literasi finansial, literasi numerasi, literasi sains, dan literasi budaya kewargaan, lalu, dari jenis-jenis literasi ini, literasi baca-tulis menjadi dasar bagi terbentuknya kemampuan literasi lainnya. Tak jauh berbeda dengan makna literasi secara umum, literasi baca-tulis merupakan keterampilan untuk membaca, menulis, menelusuri, menafsirkan, serta memahami informasi yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sosial—sejalan dengan definisi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Literasi baca-tulis dapat disebut sebagai kunci kehidupan, kunci menuju pengetahuan, kesadaran, dan cara berpikir kritis untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Inilah alasan mengapa literasi baca-tulis memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan:
Pendidikan
Sebagai bagian dari pendidikan awal anak, literasi menjadi tonggak dari pengembangan kemampuan lainnya. Terlebih, literasi baca-tulis merupakan aspek utama untuk bantu siswa dalam memahami materi sekolah, mengungkapkan ekspresi, hingga menghasilkan karya-karya yang berkualitas—baik karya tulis maupun karya seni.
Karier
Tak hanya pendidikan, karier turut terpengaruh dari tingkat kemampuan literasi seseorang. Memiliki kemampuan literasi yang baik akan memengaruhi tingkat pemahaman terhadap instruksi yang diberikan di dunia kerja. Juga, bantu untuk dapat berkomunikasi lintas generasi di lingkungan kerja dan membuat keputusan yang efisien berdasarkan data.
Kehidupan Sosial
Secara keseluruhan, literasi memainkan peran penting dalam kehidupan sosial kita. Secara tidak langsung, literasi turut berdampak pada bagaimana cara kita berinteraksi dan berkomunikasi. Melalui literasi, kita dapat memahami berbagai isu sosial, menyampaikan pendapat dengan lebih percaya diri, serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial.
Tampilan Bookhive di sudut-sudut Kota Jakarta. Sumber: Instagram Bookhive.
Pemerintah terus menggalakkan literasi agar semakin merata dan dapat meningkatkan peringkat Indonesia di mata dunia melalui program Gerakan Literasi Nasional. Selain itu, masyarakat juga bergotong royong memperluas akses literasi di berbagai daerah melalui komunitas baca, lapak bacaan di taman kota, hingga perpustakaan milik individu yang dibuka untuk umum. Hadir pula Bookhive, yakni perpustakaan kecil yang tersebar di sejumlah sudut-sudut strategis di Jakarta. Beragam upaya dari pemerintah dan masyarakat ini diharapkan mampu memperluas akses literasi dan membawa Indonesia bersaing di kelas dunia.
Saatnya kamu buktikan bahwa literasi adalah kunci dari setiap pintu misterius di hidupmu, mulai langkah literasimu dengan bergabung ke komunitas baca GWRF melalui Instagram @gwrf.id.